Rabu, April 02, 2014

Khitanan Bocil-Bocil "Anarkisku"

saya & the bocils ^_^

Hari Sabtu tanggal 4 Januari 2014 kemarin, dua bayi-bayiku yang unyu-unyu anarkhis dan menggemaskan itu akhirnya dikhitan juga. Ponaan dari abang saya, Kak Fikri dan Mbak Nana ini masing-masing sudah hampir berumur 6 dan 4 tahun.

Foto pake baju Melayu 11 Januari 2014

Ujank, si kakak, yang tahun ini akan segera masuk SD jadi alasan supaya khitanannya dilakukan tahun ini juga. Oya, si kakak ini dapat kelas akselerasi loh. Duh, anak TK zaman sekarang ya, sudah pakai percepatan-percepatan segala. Jadi dia TK hanya dua tahun saja. Sementara si adeknya, Rafy, pernah didaftarkan playgroup di sekolah kakaknya juga, tapi entah kenapa, setelah liburan panjang waktu libur puasa, dia selalu beralasan ‘Afi masih libur panjang’ tiap kali diajak pergi sekolah lagi. Parahnya sampai hari ini, susah bener ditawari sekolah lagi. Trauma kah?
Balik ke prosesi khitanan. Ada kisah yang menurut saya lucu saat dikhitan.
Sejak pagi kami sekeluarga, terutama kak Fikri, mbak Nana, Mamak dan Mamiq, terlihat begitu tegang. Apalagi ngeliat Ujank yang matanya berkaca-kaca terus hampir mau nangis. Antara mau kabur dan ngebatalin sunatannya. Tapi setelah dibujuk-bujuk dan disemangatin dengan segala macam jurus rayuan, dia mau juga dibawa ke rumah Aki (panggilan kakek, rumah Ujank dengan rumah Aki ada di satu halaman, hanya beda 20-an meter) karena khitanan dilaksanakan di sana.


Tepat pukul 07.00 wita, para tetua-tetua desa sudah berkumpul di ‘TKP’. Pak mantri yang akan mengkhitan juga sudah datang. Giliran pertama yang dikhitan adalah kakak Ujank. Yak,, dan kali ini saya lah yang mulai tegang waktu ayat-ayatnya mulai dibacakan para tetua. Saya yang bertugas mendokumentasikan acara, nggak tahan lagi nahan tangis, denger jeritan kesakitan Ujank. Hiks. Bayiku yang biasanya anarkis, sekarang lagi ‘disakitin’. Sesekali mengintip dari kamera, aduhh,, sereemm bangettt… L Kasiaan…
Di tengah prosesi, saya ngeliat Mamiq yang kabur masuk ke dalam rumah, saya pikir mungkin Mamiq nggak tahan liat darah ditambah denger Ujank nangis, belakangan saya tau, Mamiq sedang ‘mengamankan’ Rafi yang ngintip dari dalam rumah. Mamiq ngajak Rafi pergi ke ruangan lain supaya nggak tegang.
Akhirnya tibalah saatnya adek Rafi yang dikhitan. Rafi yang duduk di sofa ruang tamu, mulai beralasan, ‘baju afi basah, afi mau ganti baju dulu’,’ndak jadi dah afi disunat’,, hahahaa, antara sedih dan ketawa ngeliat alasan-alasannya. Padahal sebelumnya saya denger dari mbak yang jaga, waktu kakaknya yang dikhitan si Rafi ketawa-ketawa cekikikan dari dalem. =D
Uniknya lagi pada saat di khitan, Rafi sempet-sempetnya bilang ‘Lelah punggung afi, Lelah kaki Afi’, gara-gara semua tangan bapak-bapak megang dia dengan kenceng. Haahaa..Afi Afi..


Tapi syukurnya sembuhnya lumayan cepat dari yang diprediksikan. Karena di hari yang sama, Rafi langsung main mobil-mobilan gedenya, tidur nungging juga nggak masalah. Bahkan di hari ketiga udah pakai celana, hari keempat sudah manjat-manjat pohon. Aih bocil. Ngilu tau..
Rafy with ninik Unik


Rafy with Bibi Ifa

Surabaya, 14 Januari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar