Minggu, Juli 21, 2013

Umroh dengan Rp.10.000


Mei 2010
“Percayalah tiap-tiap kejadian dalam hidupmu itu pasti ada rencana indah dimasa depan..”
Kalimat yang klise buatku saat itu. Terasa klise untukku yang saat itu begitu jatuh. Banyak kejadian di tahun itu yang membuatku begitu jatuh. Keluarga. Orang tua. Kuliah. Dan seseorang.
Djendelo café, menjelang petang. Menjadi rutinitas yang tak membosankan untukku. hotspotan. Ngopi. Nge-eskrim. Alone.
Di tengah keasyikanku berkelana di dunia maya itu, mataku tertahan lama di halaman yang belum pernah aku ketahui sebelumnya. Yaitu www.wisatahati.com. Membaca pengalaman orang lain tentang ibadah, sedekah, dan pengalaman spiritual mereka ditengah kesulitan-kesulitan hidup yang mereka alami.
Aku pun tertambat pada sosok yang banyak menggugah spiritual mereka itu. Ustad Yusuf Mansyur. Mulailah aku  banyak mencari tentang beliau. Mp3 ceramah, video, hingga murottal-murottal mulai saya download.
Ustad Yusuf Mansyur berbeda dari ustad-ustad yang biasa memberikan tausyiah yang ada. Ceramah beliau yang lebih banyak menceritakan manfaat langsung, dan hitungan-hitungan teknis dari amalan yang kita lakukan membawaku menjadi menghitung-hitung berkah yang sudah diberikan-Nya untukku. Dan ternyata sudah sangat banyak.
Ada satu ceramah beliau yang sangat mengena dihatiku, dan coba untuk aku praktikkan waktu itu. Yaitu memasang target. Dan untuk mencapainya, harus ada usaha dan coba dipercepat dengan sedekah. Ketika itu aku memasang target,yaitu ingin bisa berangkat haji di usia 28 tahun. Berarti di tahun 2017. Untuk mencapai itu aku pun mulai untuk menunjukkan keseriusanku pada Nya. Caraku? Yaitu nabung 10ribu rupiah perhari. :D untuk anak kost pada waktu itu, 10ribu sama artinya uang makanku dua kali. :D ya sudah ga apa-apa. Yang penting diniatin.
Sebenarnya niat itu juga gara-gara liat salah satu iklan di bank. Dengan jargonnya
“saya? 50 ribu perhari!”
Dari iklan itu mulailah terpikir. How's about me?


Hingga dua bulan program saya berjalan lancar, berkat bantuan dan juga ledekan dari saudara-saudara, orang tua yang awalnya tertawa tapi dengan begitu antusias ikut menyumbang untuk tabungan haji saya itu. Alhamdulillah sempat terkumpul hampir satu juta. ^^ Sempat? Iya. Program saya tidak ikut istiqomah, sesuai dengan kadar keimanan saya yang turun naik kala itu. (hingga kini). :D


Jumat pagi di awal februari 2012.
Teras depan rumah.
Saya. Mamiq. Mamak.
Mamak: “jadi kapan kita urus passport itu?”
Mamiq: “tunggu kabar dari Tante Tutun dulu”
Hening…..
Mamiq: “Dek, adek ikut umroh aja yuk, biar ada yang urusin kami disana..?”
Saya: “Haa??serius??” bengong, kaget, bingung.
“hmmmm….mamak mamiq tanya kakak-kakak dulu aja ya..kalau mereka ngizinin, tiang siap nemenin. Karena gimanapun, mereka yang lebih tua, dan tiang ngerasa ga sopan kalau harus ‘ngelangkahin’ .”.
Mamak: “iya dek, bener, adek ikut aja ya, mamak juga takut kalo nanti di masjid sendirian, apalagi mamiq sukanya jalan sendirian.”
Saya:”insya Allah, mak miq,”
Dalam hati mulai terbayang-bayang Masjidil Haram, Kota Mekkah, Madinah…
Ya Allah.. Engkau mengundangku.. Allahu Akbar!!!
***
Tabunganku untuk berangkat haji, blm lunas. Tapi Engkau bantu melunaskannya dalam waktu yang benar-benar tidak kuduga. Subhanallah. Kondisi keuangan keluarga kami yang pasang surut, dan tidak terus menerus berada di atas, membuat keputusan umroh itu benar-benar suatu keputusan yang harus dipikirkan dan diniatkan sejak lama oleh mereka.
Ya Allah, Alhamdulillah, masya Allah. Semakin ku percaya akan niat baik. Engkau mengundangku ke rumah-Mu Ya Rabb. Aku menjadi tamu-Mu.
Aku meniatkan di tahun 2017 sudah bisa melihat Kakbah. Tapi Engkau mempercepatnya lima tahun. ALLAHUAKBAR.
I BELIEVE IN YOU! 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar