29 Agustus 2013,
Stasiun Gubeng, menanti kereta Mutiara Selatan tujuan Bandung.
Ini adalah perjalan pertama saya menggunakan kereta api. Eh, yang kedua sih. Dulu pernah sekali, tapi dengan orang tua dan bisa ngerasain kelas eksekutif.
Kali ini saya kebagian kelas bisnis. Awalnya nyari yang ekonomi, tapi karena beli sudah mepet jadwal keberangkatan, semua kursi sudah terbeli, jadinya saya "terpaksa" beli tiket bisnis ini. Maklumlah mahasiwa. Hehehee...
Awalnya mikir, kelas bisnis itu sama dengan kelas eksekutif. Sofa yang empuk dan berbulu, jarak antar kursi yang lengang, ada bantal dan selimut, dan tentu saja tidak ada pedagang yang berseliweran di dalam kereta.
Ooo..ternyata tidak. Beda! Agak shock juga karena kursinya keras dan berbeda dari yang saya pikirkan. Ngebayangin 12 jam ada di kursi ini, sempet membuat saya "stress". ( agak lebay sih).
Tapi, cukup nyaman bagi saya. Selain beberapa ketidaknyamanan seperti toilet dan tidak semua fasilitas yang ditawarkan itu FREE!. Untuk bagian yang terakhir itu, saya baru sadari ketika sudah dekat dengan Stasiun Bandung.
Ternyata memang sedikit fasilitas di public space yang bisa didapatkan secara gratis, termasuk di kereta. Salah satunya yang gratis ya charging. Jadi jangan kira bantal, selimut, nasi goreng, kopi atau teh yang ditawarkan oleh petugas berseragam di dalam kereta itu adalah murni service kereta ya. Tunggu sampai anda selesai makan/ minum, atau ketika anda sudah di akhir perjalanan. Tagihan menanti Anda. :)
Untungnya kemarin saya hanya terjebak di bantal saja. Dan saya harus memayar Rp.5.000, saya baru menyadari taktik mereka, ternyata di bantal itu memang ada tulisan "untuk disewakan selama perjalanan". Tapi petugas memang cerdas, menawari pada sisi yang kosong.
Hmmm..penumpang memang harus jeli. Setidaknya bertanya. Bayangin kalau kita terkecoh, misalnya menerima tawaran nasi goreng? Rp.25.000 bisa melayang hanya untuk satu porsi, seperti kejadian yang dialami teman sebangku saya.
So, berhati-hatilah... ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar