Selasa, September 24, 2013
Senin, September 23, 2013
Wake up girl!
Ibu saya PNS.
Tapi Mamiq saya bukan PNS.
Keluarga besar saya PNS.
Keluarga besar saya PNS.
Tapi saya sejak dulu
selalu menolak untuk menjadi PNS. Kenapa?
Saya juga kurang tau
kenapa.
Mungkin hasil didikan
Mamiq yang sangat 'merasuk' di pikiran saya.
Terlebih sejak kuliah di
arsitek yang dosen-dosennya anti-PNS.
Mereka menanamkan kepada
kami, not be a banker and civil servant.
Ah..walau sampai
sekarang juga bingung, mau melangkah kemana.
Tapi hati saya bukan ke PNS.
Saya ingin jadi guru. Guru
di pedalaman. Guru di desa.
Makanya saya ingin punya
usaha sendiri.
Saya ingin ketika saya
sudah mandiri.
Saya lebih mudah untuk
berbagi.
Memiliki rumah baca untuk
anak-anak.
Memiliki taman bermain
edukatif untuk mereka.
Bersama-sama dengan
mereka menyukai baca dan menulis.
Mengajarkan mereka
memasak.
Meng-quilling.
Fotografi.
Tapi mimpi terdalam
saya..
Saya ingin jadi ibu.
Ibu yang punya banyak
waktu untuk anak-anaknya.
Bisa ada di pagi saat
mereka pulang sekolah.
Menyambut mereka dengan
makanan-makanan paling spesial hari itu.
Mendengarkan
cerita-cerita mereka saat di sekolah.
Mendengarkan mimpi-mimpi
mereka kelak saat besar.
Bersama-sama menulis
cerita kita hari itu.
Berpetualang seru ke
suatu tempat baru.
Jadi sahabat mereka.
Saya tidak ingin,
menjebak anak-anak saya pada keinginan dan harapan saya sendiri. Saya ingin
bisa mengikuti perkembangan pikirannya.
Mengetahui apa keinginan
dan cita-citanya. Mensupportnya.
Dan berdiri paling tegak
untuk mendukung cita-citanya.
hmmm...mungkin saya sudah terlalu banyak bermimpi.....
Wake up girl!
hmmm...mungkin saya sudah terlalu banyak bermimpi.....
Wake up girl!
Selasa, September 17, 2013
Shirley Temple
Materi praktek Bartending tanggal 5 September 2013
Shirley Temple
Bahan-Bahan:
- 4 pcs Ice cube
- 30 ml Grenadine syrup atau syrup marjan strawberry
- 1 can Ginger ale
Glass:
- Mediteria
Garnish:
- Round slice Lime and cherry
Direction:
- Pouring / tuang bahan satu persatu ke dalam gelas secara floating.
- berikan garnish, sajikan dengan straw dan stirrer.
Label:
bartending,
resep,
resep mocktail,
Shirley Temple recipe
Irish Coffee
Materi praktek tanggal 9 September 2013:
Ingredients;
Irish Coffee
- 30 ml Irish Whiskey Old bushmills
- 1 Dsp brown sugar (palm sugar)
- 15 ml Simple Syrup
- 1 cup Whipped cream
- regular (150 ml) coffee (hot)
Glass:
- Irish glass.
Garnish:
- Brown sugar in the rim glass & whipped cream.
Direction:
- Pouring whiskey, brown sugar ke dalam gelas.
- Ratakan whiskey dengan menggoyang gelas dan bakar.
- Tuang simple syrup & 1 cup hot coffee.
- Spray whipped cream di atas coffe.
Label:
bartending,
irish coffe recipe,
resep,
resep coffee
Coffee Milk Shake
Materi praktek bartending tanggal 9 September 2013:
Ingredients:
Glass:
Direction:
Coffee Milk Shake
Ingredients:
- 1/2 cup (100 ml) Reguler coffee dingin
- 75 ml fresh milk
- 30 ml Sirup Vanilla
- 150 gr Ice cream Vanilla (2 scoop diblend , 1 scoop untuk garnish)
- 3-4 pcs Es batu (3/4 ice crushed)
- Coklat parut untuk hiasan,
Glass:
- Flip Glass
Direction:
- Blender es krim, kopi, fresh milk, sirup vanilla, dan es batu sampai tercampur rata.
- Tuangkan ke dalam gelas saji dan taburi dengan coklat parut.
- sajikan dingin
Happy Float
Materi praktek Bartending tanggal 11 September 2013:
Ingredients:
Happy Float
Ingredients:
- 50 ml Sweet cream (SKM)
- 200 ml Coca Cola / pepsi cola
- 3 pcs ice Cube
- 1 spray Whipping cream Roselle (Topping)
- 1 scoop Ice cream Vanilla (bulat tipis (Toping)
- 1 pc Red cherry tangkai
Glass:
- Collins or Big pilsener
Garnish:
- Whipping cream Roselle, ice cream Vanilla, and red cherry.
Directions:
- pouring bahan-bahan ke dalam gelas satu persatu secara floating (mengemang/mengapung/lapis bertahap) hingga topping dan garnish.
- Sajikan dengan straw dan stirrer / ice tea spoon.
Label:
bartending,
happy float recipe,
resep,
resep mocktail
Milk Shake Chocolate
Materi praktek bartending tanggal 11 September 2013:
Milk Shake Coklat (blending)
Ingredients:
- 1 sdm Yoghurt plan
- 100 ml Fresh milk
- 3-4 pcs Ice cube serut
- 1 scoop Ice cream chocolate (scoop penuh)
- 30 ml Sirup coklat Marisha / Hersey
- 1 Spray Whipping cream Roselle (Toping)
- 1 Scoop Ice cream chocolate (scoop tipis) (toping)
- 1 pc Red Cherry tangkai (garnish)
Glass:
- Juice Glass
Garnish:
- Whipping cream Roselle, ice cream Chocolate, red cherry tangkai and syrup chocolate Marisha.
Direction:
- Blending yoghurt, milk, ice cube, ice cream chocolate, sirup chocolate.
- Tuang ke dalam gelas saji, berikan toping whipped cream, ice cream chocolate scoop tipis dan garnish dengan Red cherry dan sirup chocolate.
- Sajikan dengan straw dan stirrer/ ice tea spoon.
Milkshake Vanilla
Materi praktek Bartending 11 September 2013
Milkshake Vanilla
Ingredients :
- 1 sdm Yoghurt plan
- 100 ml Fresh milk
- 3-4 pcs ice cube diserut
- 1 scoop Ice cream Vanilla
- 30 ml Sirup Vanilla
- 1 spray Whipping cream Roselle (Toping)
- 1 scoop Ice cream Vanilla (scoop Tipis) (toping)
- 1 pc Red cherry tangkai (garnish)
Methode:
- Blending yoghurt, milk, ice cube, ice cream vanilla, sirup vanilla.
- Tuang ke dalam gelas saji, berikan toping whipped cream, ice cream vanilla scoop tipis dan garnish dengan red cherry.
- Sajikan dengan straw dan stirrer / ice tea spoon.
Glass:
- Juice glass
Garnish:
- Whipping cream roselle, ice cream vanilla and red cherry.
Mocha Apple Tea
Materi praktek Bartending 10 September 2013:
Ingredients :
Methode:
Glass:
Garnish:
Mocha Apple Tea
- 90 ml Teh Celup
- 30 ml Syrup Mocca
- 100 ml Apple Juice
- 100 ml Soda
- 3 pcs ice cube
Methode:
- Siapkan teh campur syrup. tuang ke dalam gelas.
- Campurkan jus apel dan soda ke dalam gelas saji yang berisi es secara floating.
- Hias atasnya dengan daun mint dan irisan apel.
Glass:
- Tumbler
Garnish:
- Daun mint dan irisan apel.
Lime / Lemon Squash
Materi praktek Bartending 10 September 2013
Ingredients :
Methode:
Glass:
Garnish:
Lemon Squash
- 60 ml Lime / Lemon Juice
- 60 ml Simple Syrup
- 1 botol Soda
- ice cube
Methode:
- Pouring into the glasses with floating style.
Glass:
- Collins / big pilsener
Garnish:
- Lime / Lemon slice and Red Cherry
Orange Spritzer
Materi praktek bartending 10 September 2013
Ingredients :
Methode:
Glass:
Garnish:
Orange Spritzer
- 30 ml Sirup Strawberrry
- 90 ml Orange Juice
- 1 botol Sprite
- ice cube
Methode:
- Pouring into the glasses with floating style.
Glass:
- Collins / big pilsener
Garnish:
- Orange slice and Red Cherry
Label:
bartending,
orange spritzer recipe,
resep,
resep mocktail
Senin, September 16, 2013
My First Paper Quilling
18 Agustus 2013
Bulan Ramadhan kemarin, sewaktu ngabuburit sendirian di Togamas dekat kos, secara nggak sengaja saya nemu buku yang menarik dari covernya. Kebetulan satu buku itu sudah nggak bersampul, jadi bisa dengan leluasa membacanya.
Bulan Ramadhan kemarin, sewaktu ngabuburit sendirian di Togamas dekat kos, secara nggak sengaja saya nemu buku yang menarik dari covernya. Kebetulan satu buku itu sudah nggak bersampul, jadi bisa dengan leluasa membacanya.
Tentang paper quilling. Saya lupa judul buku tersebut. Kedengerannya asing tapi menarik. Sekilas baca-baca (lebih tepatnya perhatiin gambar sih, :) ) karena khawatir ditegur petugas, kelihatannya ini kerajinan yang seru. Berhubung budget saya di dompet dan di ATM sudah menipis, saya urung membeli buku itu. Karena saya sudah fix untuk membeli buku Berani Mengubah-nya Pandji.
Hmm...paper quilling. Apa itu Paper Quilling?
Karena penasaran, saya berselancar mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai paper quilling ini.
Apa itu Paper quilling?
Jadi intinya paper quilling itu adalah salah satu seni menggunakan kertas dengan cara digulung, dibentuk dan direkatkan menjadi sebuah desain yang dekoratif.
Berbeda dengan origami yang berasal dari Jepang, seni ini awal mulanya berasal dari Eropa yang dikenal dengan filigree atau roll work. Para biarawan Italia dan Prancis memanfaatkan seni ini untuk membuat ornamen untuk hiasan di acara keagamaan. terus berkembang hingga ke Inggris, dan Amerika, paper quilling tidak terbatas untuk ornamen religi saja tapi sudah dapat dimanfaatkan untuk menghias berbagai macam benda.
Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk memulai paper quilling sebenarnya sangat sederhana, tetapi cukup terbatas untuk diperoleh secara langsung. Jadi saya membeli by online.
Dan minggu kemarin, paket orderan saya yang berisi perlengkapan basic quilling sampai dengan selamat ke tangan saya. Wah, senangnya. Tanpa babibu saya bongkar dan langsung berkreasi.
Dari pukul 01.00 siang hingga 10.00 malem tangan dan otak saya gatel mikirin quilling ini. Dan jadilah beberapa kreasi sederhana saya.
Why Angkot?
Sebelum menetap di Surabaya, saya di rumah sudah memutuskan untuk tidak membawa kendaraan selama kuliah. Kenapa?
Alasan pertama, karena SIM saya sudah expired. Kenapa tidak diperpanjang? Itu ada alasan yang berselimut kriminal. :D. Alasan kedua, saya cukup ngeri melihat traffic di Surabaya. Ketiga, saya belum terlalu paham rute Surabaya, takut nyasar, terlebih saya yang tidak memiliki satupun saudara di sini. Kalau terjadi apa-apa di jalan, minta tolong siapa? :)
Dan alasan terakhir adalah saya ingin membiasakan diri tidak bergantung pada kendaraan pribadi. kenapa begitu?
Karena dengan kendaraan pribadi, interaksi saya dengan orang lain sangat kurang. Berbeda ketika misalnya, saya keluar gang kos dengan berjalan kaki, sepanjang gang, saya bisa bertegur sapa dengan ibu-ibu penjual sarapan, pedagang di toko kelontong, mencubit adek bayi yang sedang dijemur, bahkan mencium aroma mie ayam yang sering mangkal di gang kos. Hal-hal yang mungkin agak terbatas ketika kita mengendarai sepeda motor.
Menyapa dan disapa penting bagi saya, karena saya tergolong orang baru dan menumpang di lingkungan ini. Disapa duluan oleh ibu atau bapak tetangga siapa yang tidak bahagia? :)
Selain itu, tanpa kendaraan pribadi saya jadi belajar naik angkot. Mempelajari rute-rute angkot itu ternyata seru. Seseru membaca peta Surabaya. Menelusup ke sudut-sudut kota Surabaya (Eaa). Yah, walaupun dengan angkot, sudut-sudut itu sangat terbatas, dibatasi oleh trayek angkot.
Belajar naik angkot selain bisa bertemu banyak orang, juga bisa belajar banyak lo, belajar bersyukur, belajar menghargai, dan tentunya belajar ber-HEMAT. Untuk jalur-jalur jauh dan bisa dijangkau dengan satu trayek, pilih saja angkot. Daripada taksi atau sepeda motor.
Saya ketika baru di Surabaya, pergi ke Jembatan Merah Plaza (JMP) dari kos saya di Jemur Sari, Argo taksi saya kena Rp.51.000. (Fiuuuh...kalau bukan untuk keperluan yang sangat penting, saya nggak ke sana). Dan ternyata ketika mencoba dengan angkot, cukup Rp.8000 saja! Dengan rute dua kali naik angkot, per trayek Rp.4000.
Jadi nyesel pernah naik taksi ke sana. :D
See!Jadilah saya sekarang langganan ke JMP, by angkot tentunya.
Tapi memang jujur ada saja ketidakmudahan saat ngangkot. Yang paling saya rasakan adalah, boros waktu, kadang menunggu angkot bisa sampai setengah jam, tak ada satupun yang lewat. Belum lagi saat di perjalanan, kadang angkot harus ngetem lama untuk menunggu penumpang. Jadi pinternya kita mensiasati ini, solusinya, berangkat lebih awal dan sabar menunggu.
Pengalaman ini membuka lebih nyata pikiran saya tentang betapa pentingnya transportasi massal yang murah dan nyaman itu. Kita doakan saja semoga Surabaya dan kota-kota lain di Indonesia makin memperbanyak transportasi publik yang murah, nyaman dan tentunya aman.
GO GREEN! Manfaatkan trasportasi publik!
Yuhuuuu...... :)
Surabaya, 15 September 2013
Alasan pertama, karena SIM saya sudah expired. Kenapa tidak diperpanjang? Itu ada alasan yang berselimut kriminal. :D. Alasan kedua, saya cukup ngeri melihat traffic di Surabaya. Ketiga, saya belum terlalu paham rute Surabaya, takut nyasar, terlebih saya yang tidak memiliki satupun saudara di sini. Kalau terjadi apa-apa di jalan, minta tolong siapa? :)
Dan alasan terakhir adalah saya ingin membiasakan diri tidak bergantung pada kendaraan pribadi. kenapa begitu?
Karena dengan kendaraan pribadi, interaksi saya dengan orang lain sangat kurang. Berbeda ketika misalnya, saya keluar gang kos dengan berjalan kaki, sepanjang gang, saya bisa bertegur sapa dengan ibu-ibu penjual sarapan, pedagang di toko kelontong, mencubit adek bayi yang sedang dijemur, bahkan mencium aroma mie ayam yang sering mangkal di gang kos. Hal-hal yang mungkin agak terbatas ketika kita mengendarai sepeda motor.
Menyapa dan disapa penting bagi saya, karena saya tergolong orang baru dan menumpang di lingkungan ini. Disapa duluan oleh ibu atau bapak tetangga siapa yang tidak bahagia? :)
Selain itu, tanpa kendaraan pribadi saya jadi belajar naik angkot. Mempelajari rute-rute angkot itu ternyata seru. Seseru membaca peta Surabaya. Menelusup ke sudut-sudut kota Surabaya (Eaa). Yah, walaupun dengan angkot, sudut-sudut itu sangat terbatas, dibatasi oleh trayek angkot.
Belajar naik angkot selain bisa bertemu banyak orang, juga bisa belajar banyak lo, belajar bersyukur, belajar menghargai, dan tentunya belajar ber-HEMAT. Untuk jalur-jalur jauh dan bisa dijangkau dengan satu trayek, pilih saja angkot. Daripada taksi atau sepeda motor.
Saya ketika baru di Surabaya, pergi ke Jembatan Merah Plaza (JMP) dari kos saya di Jemur Sari, Argo taksi saya kena Rp.51.000. (Fiuuuh...kalau bukan untuk keperluan yang sangat penting, saya nggak ke sana). Dan ternyata ketika mencoba dengan angkot, cukup Rp.8000 saja! Dengan rute dua kali naik angkot, per trayek Rp.4000.
Jadi nyesel pernah naik taksi ke sana. :D
See!Jadilah saya sekarang langganan ke JMP, by angkot tentunya.
Tapi memang jujur ada saja ketidakmudahan saat ngangkot. Yang paling saya rasakan adalah, boros waktu, kadang menunggu angkot bisa sampai setengah jam, tak ada satupun yang lewat. Belum lagi saat di perjalanan, kadang angkot harus ngetem lama untuk menunggu penumpang. Jadi pinternya kita mensiasati ini, solusinya, berangkat lebih awal dan sabar menunggu.
Pengalaman ini membuka lebih nyata pikiran saya tentang betapa pentingnya transportasi massal yang murah dan nyaman itu. Kita doakan saja semoga Surabaya dan kota-kota lain di Indonesia makin memperbanyak transportasi publik yang murah, nyaman dan tentunya aman.
GO GREEN! Manfaatkan trasportasi publik!
Yuhuuuu...... :)
Surabaya, 15 September 2013
there's no Free in the world (aih lebay.. :D)
29 Agustus 2013,
Stasiun Gubeng, menanti kereta Mutiara Selatan tujuan Bandung.
Ini adalah perjalan pertama saya menggunakan kereta api. Eh, yang kedua sih. Dulu pernah sekali, tapi dengan orang tua dan bisa ngerasain kelas eksekutif.
Kali ini saya kebagian kelas bisnis. Awalnya nyari yang ekonomi, tapi karena beli sudah mepet jadwal keberangkatan, semua kursi sudah terbeli, jadinya saya "terpaksa" beli tiket bisnis ini. Maklumlah mahasiwa. Hehehee...
Awalnya mikir, kelas bisnis itu sama dengan kelas eksekutif. Sofa yang empuk dan berbulu, jarak antar kursi yang lengang, ada bantal dan selimut, dan tentu saja tidak ada pedagang yang berseliweran di dalam kereta.
Ooo..ternyata tidak. Beda! Agak shock juga karena kursinya keras dan berbeda dari yang saya pikirkan. Ngebayangin 12 jam ada di kursi ini, sempet membuat saya "stress". ( agak lebay sih).
Tapi, cukup nyaman bagi saya. Selain beberapa ketidaknyamanan seperti toilet dan tidak semua fasilitas yang ditawarkan itu FREE!. Untuk bagian yang terakhir itu, saya baru sadari ketika sudah dekat dengan Stasiun Bandung.
Ternyata memang sedikit fasilitas di public space yang bisa didapatkan secara gratis, termasuk di kereta. Salah satunya yang gratis ya charging. Jadi jangan kira bantal, selimut, nasi goreng, kopi atau teh yang ditawarkan oleh petugas berseragam di dalam kereta itu adalah murni service kereta ya. Tunggu sampai anda selesai makan/ minum, atau ketika anda sudah di akhir perjalanan. Tagihan menanti Anda. :)
Untungnya kemarin saya hanya terjebak di bantal saja. Dan saya harus memayar Rp.5.000, saya baru menyadari taktik mereka, ternyata di bantal itu memang ada tulisan "untuk disewakan selama perjalanan". Tapi petugas memang cerdas, menawari pada sisi yang kosong.
Hmmm..penumpang memang harus jeli. Setidaknya bertanya. Bayangin kalau kita terkecoh, misalnya menerima tawaran nasi goreng? Rp.25.000 bisa melayang hanya untuk satu porsi, seperti kejadian yang dialami teman sebangku saya.
So, berhati-hatilah... ^_^
Label:
bantal,
fasilitas gratis,
kelas bisnis,
kereta,
selimut,
travelling
Travelling is not just a travelling, - Lelaki
Travelling itu bukan sekedar menikmati perjalanan yang seru, pemandangan yang indah, dan pengalaman yang berbeda. Menurut saya, tiap kali jalan, keluar dari rumah atau kost (seperti saat ini), saya bisa belajar, merenung dan berkaca.
Tentang apa?
Tentang apa saja...
Enaknya naik kereta kelas bisnis itu, nggak perlu desak-desakkan (baru tau ternyata kereta ekonomi sekarang sudah nggak kayak dulu lagi) namun beberapa pedagang diperbolehkan masuk (hampir di setiap stasiun) untuk menawarkan dagangan, terutama makanan. Jadi kita nggak perlu ngebawa banyak bekal. Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau, kisaran Rp.3000-10.000. Lumayan kan?
Menikmati kuliner khas tiap stasiun, sekalian juga ngebantuin bapak-bapak pedagang itu. Kok ngebantuin?
Iya, kadang prihatin jam 1 dini hari pun mereka masih giat bekerja, menawarkan dagangan. Terbayang kan di pundak mereka, ada banyak beban hidup mereka tanggung.Tagihan SPP anak-anak yang masih bersekolah, biaya makan sehari-hari, kontrakan rumah, dan bagaimana jika anak istri sedang sakit. Kadang ngebayangin mungkin di siang hari mereka juga bekerja. Entah sebagai kuli bangunan, tukang ojek, tukang becak, atau apapun, dan di malam hari menjajakan dagangan. Nggak terbayang kelelahan yang harus mereka rasakan.
sumber: tribunnews.com
Jadi inget bapak di rumah. Tiap lihat bapak-bapak seperti ini, selalu terharu, ngerasa berdosa, sering ngeluhin keinginan orang tua.
Menjadi wanita yang kelak akan menjadi seorang ibu, (tampaknya) memiliki tanggung jawab yang berat. Tapi lihatlah seorang lelaki, di antara sifat-sifat kelelakiannya yang kadang menyakiti wanita, juga memiliki tanggung jawab yang sangat berat. Bahkan bukan hanya tanggung jawab mencukupi kebutuhan duniawi anak istri, tapi juga tanggung jawa terhadap amalan anak istri di akhirat nanti.
Duhai para istri, anak gadis, dan adik perempuan, lihatlah suami, ayah, dan kakak laki-lakimu. Mereka sangat layak untuk selalu kita hormati (ngomong sama diri sendiri ^_^).
I love bapak, kakak, dan tentu suami saya nanti. :)
Surabaya, 15 September 2013.
Label:
bapak,
kereta,
pedagang di kereta,
surabaya - bandung,
traveling
Langganan:
Postingan (Atom)